Penyuluhan Bisnis Tetap Unggul Pada Ikm Olahan Makanan Bahan Baku Singkong Di Kota Magelang
Singkong, salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia selain nasi, jagung, kentang ataupun sagu, dipromosikan oleh pemerintah sebagai pengganti beras. Singkong di Desa Mangunkusumo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang dilereng gunung Merapi sangat tumbuh subur. Fakta ini mendorong Penyuluh Perindustrian dan perdagangan Provinsi Jawa Tengah mengambil inisiatif melakukan penyuluhan ke IKM pengolahan singkong. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi singkong, yang merupakan salah satu aset di Mangunkusumo, dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan keluarga, serta memberikan wawasan pengetahuan baru tentang pemrosesan singkong yang memiliki nilai jual tinggi.Dengan pengolahan singkong yang lebih baik, diharapkan menjadi komoditas perdagangan baru bagi penduduk Kecamatan Dukun dan sekitarnya.
Theresia Dwi Utami, seorang pengusaha perempuan yang tinggal di Grogol Rt 03 /RW 04, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Kota Magelang, Jawa Tengah, pada tahun 2019 mulai menciptakan produk berbahan dasar singkong berupa kue Brownies dengan brand Brownies Telo N’Dukun. Ia berhasil membangkitkan kembali minat masyarakat kota Magelang terhadap produk olahan singkong. Brownies merupakan kue bertekstur lembut dan padat, berwarna cokelat kehitaman dan memiliki rasa khas cokelat Olahan makanan yang satu ini banyak digemari oleh masyarakat, baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun orang tua dikarenakan dominan rasa cokelatnya yang lezat dan teksturnya yang lembut. Meskipun Brownies merupakan olahan kue yang berbahan dasar tepung terigu, oleh Dwi Utami diganti atau dimodifikasi dengan bahan singkong atau telo.
Magelang memang terkenal dengan berbagai makanan tradisional hasil olahan singkong, seperti Gethuk dan Slondok. Sayangnya, kuliner-kuliner tersebut dipandang sepele oleh masyarakat Magelang sendiri. Menyadari hal tersebut Dwi Utami memulai riset tentang kuliner apa saja yang bisa diolah dari umbi-umbian ini. kepada Penyuluh perindustrian dan perdagangan Dwi Utami menuturkan bahwa singkong ternyata bisa diolah menjadi tepung berkualitas. Bahkan, jenis tepung ini bisa 100% menggantikan peran tepung terigu dalam membuat berbagai kue. Magelang memang belum memiliki produk lokal Brownies yang berkualitas.
Lewat citarasa khasnya, pada awal tahun 2020, Dwi Utami mulai meluncurkan brand dan produk Brownies dengan keyakinan bahwa produknya bisa mendapatkan sambutan hangat ditengah keraguan calon pembeli akan kelezatan brownies dari tepung singkong. “Setelah mereka mau mencoba dan merasakan hampir tidak ada bedanya dengan brownies dari tepung terigu, dan malah nggak bikin eneg, kaya serat dan bebas dari kandungan gluten.,” papar Dwi Utami. Dan tak butuh waktu lama, konsumen Brownies Telo N’Dukun pun meningkat pesat, pada saat musim liburan, angka penjualan bisa mencapai 1.400 boks dalam sebulan.
Dwi Utami memperkuat branding produknya dengan mengeluarkan campaign “Ngemil lebih Sehat”. Ia juga ingin konsumen dan calon konsumen tahu, bahwa dengan membeli produknya, mereka membantu melestarikan kuliner singkong dan petani serta produsen singkong lokal. Pada awalnya sebaran konsumen hanya sekitar Magelang karena Brownies Telo N’Dukun masa daya tahan produk yang tidak lama yaitu hanya memiliki ketahanan 3 – 4 hari di suhu ruang, dan 10 hari. dalam kulkas. Ekspansi pasar pun berubah jadi tantangan yang harus dipecahkan. Kemudian, muncul layanan antar yang bisa mengakomodasi kebutuhan mereka dengan harga terjangkau. ”Kami terbantu dengan adanya ekspedisi Paxel dan J&T, yang bisa mengirimkan produk ke pasar yang lebih luas secara cepat ke wilayah Yogyakarta, Solo, Klaten, Purwokerto, Semarang dan Wilayah Jagotabek. Dan hingga saat ini, penjualan kami 90% di Magelang, sementara 10% sudah bisa mengirim ke kota lain,” tutur Dwi Utami.
Produk-produk menarik lainnya yang sudah diciptakan seperti Cupcake, Brownies Red Velvet, Tar telo , Brownies Cokelat dan Brownies Pandan. ,Bento Cake, Mini Tart, Brownies Chocopan dan, Nastar Telo, dan Cookies Telo. Varian yang makin beragam ini berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru untuk menemukan produk favorit mereka.
Pada tahun 2022, melalui konsep produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan, bersama 4 orang karyawannya berhasil meluncurkan brand baru Cotelo Cassava Brownies berskala nasional dan meningkatkan omset penjualan hingga 5-10 persen.
Dengan bimbingan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan, legalitas sudah dikantongi; izin PIRT , Sertifikasi Jaminan Halal dan Merek dagang, Dwi Utami yakin semua harapannya di tahun ini bisa tercapai. Penyuluh menyarankan untuk lebih memahami pengenalan cara berproduksi yang baik dan benar dengan teknologi tepat guna mesin pengolah tepung singkong, serta melakukan riset pasar agar bisa ekpansi dengan tetap berinovasi untuk mengusung makanan berbahan baku singkong menjadi peluang bisnis unggul.
Theresia Dwi Utami berterimakasih kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah atas penyuluhan yang dilakukan Penyuluh Perindustrian Perdagangan dengan harapan hambatan ekpansi pasar dapat segera diatasi.