ARSIP BERITA

Berikut ini adalah kumpulan Arsip Berita pada 05/2023

...
Cikal Bakal Pelopor Ecoprint di Tuntang

Enam belas desa di kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang mempelopori ecoprint untuk penumbuhan wirausaha baru. Program penumbuhan wirausaha baru ini sebagai salah satu prioritas kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau alam dan print artinya cetak. Sistem dengan menjiplak dedaunan dan kemudian merebusnya, mirip seperti proses pembuatan batik, maka sering juga disebut batik ecoprint. Namun, motif yang dihasilkan oleh sistem ecoprint ini lebih kontemporer dibandingkan batik yang digambar ataupun dicetak dengan motif batik yang klasik. Perbedaan lainnya, ecoprint tidak menggunakan alat seperti canting (alat seperti pena untuk membatik) dan bahan malam, namun menggunakan bahan yang terdapat di alam sekitar, seperti aneka dedaunan yang menghasilkan warna alami, Kemudian kain digulung dengan plastik dengan mempertahankan posisi daun agar tidak bergeser. Setelah itu diikat kencang. Tahapan selanjutnya adalah pengukusan selama 2 jam. Pengukusan ini bertujuan agar warna dasar daun keluar.Setelah proses pengukusan selaesai. Daun yang digunakan dapat ditemui hampir diseluruh wilayah sebagai ciri khas Jawa Tengah, seperti kayu secang, daun jati, daun jarak, serta daun singkong, dan bahkan dari bunga sepatu. Kain batik ecoprint yang telah jadi kemudian dapat di manfaatkan dengan dibuat berbagai macam produk yang memiliki nilai jual dan nilai seni. Produk tersebut di antaranya bisa berupa masker, tas pounch, tas Tote bag, sarung bantal, taplak meja, kerudung, pigura dan lain sebagainya. Kain batik dan produk-produk ecoprint dapat di pasarkan oleh mitra melalui media online ataupun dipasarkan offline. Dengan adanya pengabdian kepada alam berupa pengedukasian pembuatan batik ecoprint ini dapat menjadikan trobosan baru untuk membuka wirausaha di bidang ECO dan meningkatkan taraf ekonomi di wilayah kecamatan Tuntang.

...
IKM Saparo, Mengolah Limbah Kain Menjadi Produk Unik

IKM Saparo adalah salah satu IKM di Kota Semarang yang mengolah limbah kain menjadi beragam produk, diantaranya tas, topi, baju dan lukisan. Produk yang dihasilkan IKM Saparo memiliki keunikan tersendiri karena beberapa diantaranya diproses melalui proses tenun sakiori dan stencil sebelum kemudian dijahit menjadi sebuah produk jadi. Untuk limbah kain, diperoleh dari pengepul kain yang sudah bekerjasama. IKM Saparo beralamat di Jl. Karang Gawang Barat Rt.4, Rw. 14, No.17, Tembalang, Kota Semarang dan alamat instagram di Saparo.id. Jemi Nikolaus Rahangiar adalah sosok dibalik nama IKM Saparo. Dari ide-ide kreatif dan inovatif Jemi, dihasilkanlah produk dari limbah kain yang mengedepankan konsep responsible design dan upcycle. Prestasi IKM Saparo diantaranya adalah 1st winner of UNESCO World Heritage 50 ²² yang diselenggarakan oleh UNESCO dan Juara II Kategori Fashion pada Indonesia Fashion & Craft Awards (IFCA) 2020 yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pada anjangsana yang dilakukan oleh Penyuluh Perindag Provinsi Jawa Tengah ke IKM Saparo, disampaikan berbagai informasi maupun dukungan yang dapat diperoleh oleh IKM Saparo dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah terkait minat Jemi untuk mulai memasarkan produknya ke luar negeri, diantaranya adalah informasi terkait ekspor yang dapat diperoleh dari Bidang Perdagangan Luar Negeri. Selain itu, Jemi juga dapat berkonsultasi terkait pengembangan usaha guna menembus pasar global ke Free Trade Agreement (FTA) Center Semarang yang beralamat di Gedung Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.Jawa Tengah Lt.3 , Jl.Pahlawan No.4 Semarang.