ARSIP BERITA

Berikut ini adalah kumpulan Arsip Berita pada 07/2023

...
Anjangsana Penyuluh ke IKM Kerajinan Akar Kayu & Batik Tulis Bulu Matoh

IKM Kerajinan Akar Kayu Maju Jaya, Desa Bulu, Kec. Bulu, Kab. Rembang adalah salah satu IKM yang memproduksi kerajinan dengan bahan baku berupa akar kayu, diantaranya adalah akar kayu jati. Produk yang dihasilkan IKM Kerajinan Akar Kayu Maju Jaya adalah pembatas ruang atau sketsel, meja, kursi, hiasan dinding, souvenir dan produk lainnya sesuai pesanan konsumen. Tahun 2010, usaha kerajinan akar kayu ini diawali Suharyati dan suami ketika melihat disekitar Kab.Rembang terdapat banyak akar pohon jati yang tidak dimanfaatkan setelah pohonnya ditebang. Akar kayu tersebut kemudian diolah menjadi kerajinan bernilai seni dengan harga jual yang tinggi. Diawal usaha, agar dapat menarik pembeli, produk akar kayu yang diproduksi Suharyati dan suami dipajang dipinggir rumahnya yang berlokasi di Jl. Raya Blora - Rembang No.KM. 19, RT.3/RW.1, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Seiring waktu, mulai datang pembeli yang berminat akan kerajinan akar kayu yang diproduksinya bahkan diantaranya mampu mendatangkan pembeli dari Luar Negeri seperti Perancis dan Inggris. Saat ini, pemasaran produk kerajinan akar kayu dipasarkan melalui keikutsertaan dalam pameran yang difasilitasi Dinas maupun melalui media sosial diantaranya Instagram dan Facebook. Selain kerajinan akar kayu, Suharyati dan suami juga mengembangkan Batik Tulis Bulu Matoh untuk memberdayakan masyarakat di sekitar Desa Bulu yang masih menganggur agar memiliki penghasilan. Tahun 2017, mereka mengajak masyarakat sekitar untuk mengikuti pelatihan membatik dan kemudian menjadi pengrajin Batik Tulis Bulu Matoh. Kendala yang saat ini dihadapi oleh Suharyati dan suami dalam menjalankan usahanya adalah permodalan dan bahan baku. Dalam kesempatan penyuluhan tersebut, Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan informasi permodalan yang dapat diakses oleh Suharyati diantaranya melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) Bank maupun dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Sedangkan untuk bahan baku dapat bekerjasama dengan jaringan pemasok bahan baku ataupun penggali akar kayu yang ada di Kab.Rembang ataupun Kab./Kota di Prov. Jateng maupun Kab./Kota diluar Prov.Jateng. Selanjutnya, Suharyati berharap diberikan pendampingan terkait akses permodalan ke perbankan maupun CSR perusahaan agar usaha yang dijalaninya semakin berkembang dan dapat memenuhi beragam pesanan yang datang. Selain itu, pendampingan terkait usaha juga diperlukan, khususnya dalam menghadapi persaingan harga.

...
Melestarikan Warisan Budaya Tak Benda dan Identifikasi Kebutuhan IKM Bordir

Bordir merupakan salah satu kerajinan ragam hias yang menitikberatkan pada keindahan dan komposisi warna benang yang dituangkan pada selember kain. Kerajinan bordir ini dibuat dengan alat bantu mesin jahit (mesin jahit bordir manual/ computer) dan alat-alat penunjang lain seperti gunting kain, gunting kertas, solder, jarum pentul, paku jahit, kain furing, kain kasa, pencil, penggaris, kuter, kertas karton, kertas roti, penghapus, jarum bordir, benang bordir, ring (pembidangan). Bordir icik Kudus terkenal halus dan tebal memiliki kerancang yang unik karena di kerjakan dengan mesin jahit manual sehingga pengerjaannya membutuhkan keahlian dan ketelitian serta kesabaran lebih. Kerancang itulah yang membedakan bordir Kudus dengan bordir dari daerah lain. Bordir icik sudah ada sejak 50 tahun yang lalu di sekitar menara Kudus, produksinya dilakukan oleh para ibu rumah tangga serta gadis – gadis pingitan yang tinggal di kawasan menara. Sekarang bordir Icik telah berkembang di seluruh pelosok desa khususnya di desa Karangmalang Kecamatan Gebog Kudus. Desa Karangmalang sebagai daerah Sentra Bordir khas Kudus kian berkembang dan dikenal tak hanya di dalam kota kudus tetapi di kota-kota besar di seluruh Indonesia dan mancanegara. Hj. Sa’adah salah satu IKM bodir dengan nama bordir ‘Dahlia’ desa Karangmalang RT 04/02 Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus yang dikunjungi oleh Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan menuturkan bahwa karena ingin melestarikan bordir icik kudus maka pada tahun 1988 dengan berbekal ilmu seadanya ia membuka usahanya dengan mempekerjakan satu orang karyawan. Usahanya ini tidak langsung berkembang pesat, namun Sa’adah percaya dan yakin selalu optimis bahwa usahanya ini cukup potensial untuk ditekuni dan dikembangkan. Pada tahun 2003 beliau mampu membuka showroom produk bordirnya di Jl. Sukun Raya Penganjaran Bae Kudus . Produk yang dihasilkan bordir ‘Dahlia’ kudus dipasarkan di showroom tersebut antara lain Kebaya sutra bordir, Kebaya non sutra bordir, Jilbab paris bordir, Jilbab anak bordir, Mukena bordir, Taplak meja dan Tutup gelas bordir , Sepatu bordir , Sandal bordir dan Tas bordir. Sa’adah mengungkapkan keprihatinannya bahwa untuk membuat selembar kain bordir icik khas kudus memerlukan ketelatenan, kesabaran dan keahlian khusus di setiap detail keindahan dan komposisi warna karena kerumitannya itu lah, kini jumlah penjahit bordir icik sangat sedikit dan didominasi perempuan-perempuan paruh baya pasalnya generasi muda saat ini jarang mau menekuni ketrampilan bodir icik karena kesulitanya mereka lebih suka bekerja di pabrik pabrik rokok atau pabrik lainya. Sayang Jumlah penerus yang melestarikan bordir Kudus sangat sedikit tinggal menunggu waktu punahnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan menawarkan solusi dan metode pendekatan sebagai berikut: yaitu mengenalkan generasi muda agar cinta bordir dengan mengadakan paket-paket workshop bekerja sama dengan sekolah, komunitas dan lembaga, agar mereka mau mengerti, belajar dan mencintai bordir manual yang merupakan warisan budaya asli Indonesia agar tidak punah nantinya. Warisan budaya tak benda ini perlu dikembangkan agar tidak hilang dan diakui oleh negara lain. Penyuluh juga mengusulkan jika bordir khas kudus ini dianggap penting memungkinkan dimasukan ke kurikulum pengajaran disetiap sekolah yang berbasis kejuruan yang mengajarkan teknik bordir khas kudus. Sa’adah berterimakasih kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah atas saran yang diberikan Penyuluh Perindustrian dengan harapan bisa menghidupkan dan melestarikan bordir khas kudus.